SELAMAT TINGGAL...
Cerpen Claudia Wirawan
Pagi ini, aku bangun gak seperti hari biasanya. Mataku terbuka tanpa aku mendengar suara alarm handphoneku yang sebelumnya tak pernah nihil untuk membangunkanku tiap pagi dan kulihat handphone mungilku masih tergeletak di samping bantal. Namun kupikir itu gak jadi masalah, soalnya aku masih bisa bangun tepat waktu. Cepat-cepat kusingkapkan selimutku dan segera melipatnya dengan rapi dan akupun segera beranjak ke kamar mandi. Selesai mandi, aku segera mengenakan seragam putih abu-abu’ku dan setelah itu aku beranjak ke rak sepatu dan segera memakai sepatu hitam bertali lengkap dengan kaos kaki putih.
Setelah persiapanku selesai, akupun keluar dari kamar. Kuturuni anak-anak tangga yang menghubungkan lantai atas dengan lantai bawah. “Aneh!!!”, pikirku dalam hati. Mulai kapan suasana rumahku jadi sunyi seperti saat ini???
“maaa….”, panggilku memecah kesunyian rumahku. Namun tak ada jawaban sama sekali. “Mungkin mama sedang pergi ke pasar.”, gumamku. Kucoba untuk memanggil papaku,mungkin papa belum berangkat ke kantor pikirku.
“paaa…papa…”,tak ada jawaban yang kudengar. “Apakah semuanya sedang tidak ada di rumah?”,gumamku lagi.
Lalu aku pun duduk di kursi meja makan dan kulihat tak ada satupun lembaran roti tawar dan selai coklat kesukaanku terletak di meja makan, tak seperti hari-hari biasanya. “ Apa mama terlalu sibuk hari ini sampe ‘ nggak nyiapin sarapan buat aku?”, gumamku yang masih heran dengan keadaan pagi ini. Namun sulit juga dipertanyakan, karena tak ada seorangpun yang bisa kucerca dengan berbagai pertanyaan dariku. Segera kuambil tas dan map plastik bergambar micky mouse yang sudah kusiapkan dan kuletakkan di atas ranjangku. Kemudian aku siap untuk berangkat sekolah seperti biasanya, meski tanpa aku berpamitan kepada papa dan mama. Segera aku menuju ke garasi dan kilihat mobil jazz putihku tak ada di tempat. Aku pun jadi bingung. “Kemana mobilku? Apa dipinjem papa? Tapi kok gak bilang ya?”, batinku dalam hati.Aaah, ya udah’lah, naek angkot juga bisa..
***
“Sopir angkot tu pada buta kali ya? Ada penumpang kok malah ngeloyor aja!! Udah panas-panas gini.”, gerutuku sambil mengusap keringat yang mulai membasahi keningku. ( Maklum gak pernah naek angkot,jeeng..!! hahaha..:-D). Namun tak berapa lama datang Tante Rina, tetanggaku, dan kusapa beliau, “ Tante”, sambil kubuka bibirku untuk menampilkan senyum manisku (Gula aja kalah manis...:-D). Namun tak kusangka, Tante Rina yang biasanya ramah sama aku, justru berbalik 180°. Tak ada jawaban satu kata pun darinya, senyum pun tak ada. Justru ia sibuk dengan handphonenya. Sepertinya handphonenya masih baru, mungkin karena itu Tante Rina jadi super cuek sama aku. Tapi ya sudahlah, kumaklumi. Dan aku konsentrasi lagi untuk menyegat angkot dan mulai melambai-lambaikan tanganku dengan gemulai. Setelah tiga angkot yang lewat tanpa mempedulikanku, akupun mulai menyerah. “Sulit banget sih nyegat angkot?!?!..”, gumamku dengan dongkol sambil mengusap dahi yang sudah berkeringat sebesar jagung. Kemudian kulihat Tante Rina melambaikan tangan untuk menyegat angkot dan angkot pun berhenti. Sesaat kupikir, “kenapa ya? Apa sopir-sopir angkot ne pilih-pilih kalo cari penumpang? Giliran Tante Rina aja yang nyegat,langsung berenti. Boro-boro aku, malah gak ada yang mau berenti”. Tapi ya sudahlah, kalu begini aku juga dapet untungnya. Akupun naik ke dalam angkot yang berwana biru itu. Aku sengaja duduk di sisi dekat pintu, karena aku suka mabok darat kalau naik angkot. Hehehe. Kulihat Tante Rina duduk di sisi pojok angkot dengan masih asyik sama handphone barunya dan sekali-sekali juga telepon. Jadinya kutahan mulut ini untuk menyapanya hingga mengganggu aktivitasnya dengan handphone baru tersebut. Hingga akhirnya sampailah di depan sekolahku dan akupun turun.
Kelas sepi banget, hampir semua teman-teman satu kelas tidak masuk dan yang ada hanya Sella, Risa, Dian, dan Oza serta aku yang duduk sendiri di baris ketiga dari depan dan berjarak agak jauh dari yang lainnya. Sengaja aku duduk berjauhan dari mereka, soalnya aku memang gak terlalu suka dengan mereka yang sok kaya dan hobbynya yang cuma shopping..shopping…dan shopping.. Tapi ya udah deh, biarin aja... Bel awal pelajaran pun berbunyi dan kulihat dari jendela terlihat Pak Danu menuju ke kelas. Dan sesampainya di kelas..
“ Assalamualaikum, anak- anak. Pagi ini suasana kelas sangat sepi ya. Mungkin lagi berduka semua akan kepergian teman kalian.”, sapa Pak Danu sambil meletakkan map serta buku-buku yang dibawanya ke atas meja.
“ Berduka karna siapa, Pak?”, tanyaku penasaran. Namun tak ada jawaban. Pak Danu justru mengajak berdoa untuk mengawali pelajaran.
“ Sialan!! Kok gak ada yang bilang sih kalo sekarang ini ada mbolos massal?!?!?”, celotehku kesal sambil menyalin tulisan Pak Danu di papan tulis. Di lain sisi, akupun juga memperhatikan Sella yang tak tahu kenapa hari ini terlihat murung ataupun sedih, begitupun dengan tiga sahabatnya. Akupun bertanya-tanya dalam hati, “kenapa tu anak-anak shopaholic mukanya pada sedih gitu ya?”, lalu “ mau nanya, males aahhh..biarin deh, emang aku pikirin.” . Kembali aku konsen untuk menulis catatanku lagi.
***
Pulang sekolah akupun berniat untuk mampir ke rumah Rizal, pacarku yang sudah mendampingi aku kurang lebih 3 tahun. Usianya memang cukup tua dibandingkan aku, kita terpaut usia 6 tahun. Namun bagiku itu tak jadi masalah, yang terpenting adalah ketulusan cintanya ke aku dan papa serta mama pun mendukung hubungan kami. Justru papa dan mama menyarankan agar Rizal segera menikahiku saat usiaku sudah 21 tahun, kira-kira masih 3 tahun lagi. Alasan yang sering dikemukakan adalah takut Rizalnya jadi tambah tua.Hahahaha…:-D
Akupun naik angkot lagi menuju rumah Rizal. Rasanya panas banget di dalam angkot meskipun hanya aku saja penumpang yang tertinggal satu-satunya di dalam angkot. Segera kuambil satu buah buku tulis yang lumayan tipis dan mulai kukipas-kipaskan ke wajahku untuk mengatasi suhu panas yang ada di dalam angkot ini. “ Gara-gara mobilku pake ng’ilang segala sih, jadi panas-panasan gini deh”, omelku.
Di perjalanan, ada satu hal yang menarik perhatianku. Setelah angkot yang kutumpangi melewati kantor polisi yang tidak jauh dari rumah Rizal, terlihat ada mobil yang kondisinya rusak banget plus peyok, “kayak’nya mobil ini baru kecelakaan deh, parah banget tuh sampai rusak berat gitu”, pikirku. Namun setelah kuterawang lebih jelas, mobil itu hampir sama dengan mobil yang biasa kukendarai kemanapun aku pergi. Mobil itu berwarna dasar putih, sama seperti kepunyaanku. Hanya saja mobil itu memiliki bercak-bercak coklat bekas cipratan lumpur dan ada sedikit bercak-bercak berwarna merah gelap hampir serupa dengan bekas darah yang telah mengering. Namun segera ku hilangkan pikiran itu karena aku sudah sampai di tempat tujuan.
Aku pun melompat dari angkot gila itu. “ Emang sopir angkot edaaan, gak lulus ujian SIM kali ya”, celotehku sambil membersihkan rok abu-abuku yang sedikit kotor gara-gara aku terjatuh pada saat turun dari angkot. Habisnya aku sudah bilang buat berhenti, tapi sopirnya tetep aja kenceng, akhirnya aku lompat deh. Tapi ada untungnya juga, aku jadi gak usah bayar.Hehehehehe….:-)
Gerbang putih yang sudah kusam itu terkunci dengan gembok berukuran sedang. “Tumben-tumbennya ne pager digembok. Apa Rizal lagi pergi kali ya?!?! Tapi kok gak sms aku sih?”, bisikku dalam hati. Aah ya sudah, lebih baik aku pulang ke rumah. “Mungkin jalan kaki lebih baik”, pikirku sambil bebalik meninggalkan rumah Rizal yang terlihat sepi.
***
Langkah menuju rumah pun udah gak seberapa jauh, kira-kira delapan rumah lagilah aku bisa sampai di depan rumah. Kupercepat langkahku karena aku sudah tak sabar untuk sampai di rumah. Tubuh yang sudah penuh dengan keringat serta tenggorokan yang mulai membutuhkan cairan pun semakin tak sabar untuk segera melepas semua kostum pelajarku dan mengisi mulutku dengan air putih yang segar. Namun kecepatan langkahku semakin berkurang. Kulihat banyak mobil dan sepeda motor yang terpakir tidak beraturan di pinggir jalan depan rumah.” Ada apa ya?”, tanyaku heran.
Entah kenapa hatiku serasa dag..dig..dug..saat aku melihat bendera putih berpalang hitam berkibar di atas pagar rumahku. Namun langkahku pun semakin cepat hingga kakiku telah melangkah masuk ke dalam pagar dan melihat banyak orang berkumpul di rumahku. “ Ada apa ini?”, tanyaku dengan perasaan yang tak karuan sambil melihat sekelilingku. Semua wajah hanya kaku tanpa ekspresi yang menunjukkan senyum yang berarti. Justru ekspresi sedih yang hanya ditampakkan. Kulihat Rani dan hampir semua temanku ada di sisi samping halaman rumahku. Kuhampiri mereka. “ Ran, ada apa ini? Siapa yang meninggal?”, tak ada jawaban sepatah katapun dari bibirnya yang tertutup rapat dengan wajah yang ditundukkan ke bawah.” Raaann..Kamu jawab dong..”,pintaku dengan mata yang mulai panas, entah karena apa.
Kupejamkan mataku sesaat untuk menetralkan keadaan mataku. Saat ku buka mataku kembali, kulihat Rizal duduk di sudut belakang halaman rumahku. Terlihat dari jauh bahwa ia sangat sedih. Kuhampiri Rizal dan semakin jelas di mataku bagaimana keadaan Rizal saat ini. Mata yang memiliki bulu mata yang lentik itupun mengeluarkan air matanya dengan deras hingga pipinya yang menggemaskan itu basah. Akupun merasa mataku kembali merasa panas karena melihat Rizal dengan keadaan seperti ini. Segera kuletakkan tas dan mapku disamping pot bunga bougenvil dan aku segera duduk disampingnya. “ Sayang, kenapa kamu nangis?”, tanyaku dengan suara yang agak sedikit bergetar. Tak ada jawaban sedikitpun dari bibirnya justru tangisnya yang semakin menderu.”Sayang..ada apa ini? Jawab dong, jangan bikin aku penasaran.”, tanyaku lagi dengan mata yang udah meneteskan air mata tanpa bias kubendung lagi dan ku sentuh tangan Rizal. Tapiii..
“ Tuhan, kenapa aku? Di mana ragaku? Kenapa aku gak bias menyetuhnya.”, rintihku sambil berdiri, kutinggalkan Rizal sendiri dan berjalan ke dalam rumah. Terlihat Papa sedang memeluk mama yang ternyata sejak tadi sudah menangis dan sesekali kulihat juga jatuh pingsan. Kulihat disisi kiri ruang tamu dan ternyata ada sesosok tubuh kaku berselimutkan kain putih, gadis yang malang. Tak lain itu adalah tubuhku. Ragaku telah mati dan jiwaku tak dapat lagi menghidupkannya. Kuhampiri ragaku dan tersungkur aku disisinya. “ Kini, aku tak lagi bisa membahagiakan papa sama mama. Aku tak lagi bisa mewujudkan mimpiku untuk menikah dan mendampingi Rizal serta menjadi ibu yang baik bagi anak-anakku. Tuhan mengapa ini terjadi?”, tangisku membahana seluruh alam yang tak tahu harus kunamakan alam apa.
***
Teringat kejadian tadi pagi. Pagi-pagi benar sekitar pukul 04.00, aku bangun dan segera menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah itu, segera ku berganti pakaian dengan t-shirt bergambar Donal Bebek, tokoh kartun kesayanganku dan celana selutut berwarna hitam. Tak lupa kukenakan sepatu olahragaku yang berwarna putih bervariasi dengan warna biru laut.
Tepat pukul 04.30, aku segera menuju garasi dan segera menghidupkan mobil jazz putihku dan pergi ke rumah Rizal. Pagi ini, aku memang punya janji untuk berolahraga pagi ke alun-alun kota, seperti hari-hari biasanya. Tak tahu kenapa ada sesuatu yang aneh terjadi pada mobil yang kukendarai ini. Dan setelah kusadari ternyata rem mobil’lu blong. Akupun panik, aku tak tahu harus bertindak apa?
“ Tuhan, tolong aku!!!!”, jeritku dalam kekalutanku di dalm mobil.
Namun dari arah berlawanan, kulihat sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi, akupun tak bisa menghindarinya. Akupun tertabrak. Entah bagaimana keadaanku selanjutnya. Yang kutahu, kini aku telah pergi untuk selama-lamanya. Meski aku telah tiada di dunia, tapi aku percaya. Aku akan tetap hidup di hati keluargaku dan di hati Rizal.
SELAMAT TINGGAL…
PROFIL PENULIS
Nama : Claudia Wirawan
Kamis, 03 Mei 2018
Kisah Sedih Seorang Perempuan yang Diperkosa di Hari Pernikahannya Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Sedih Seorang Perempuan yang Diperkosa di Hari Pernikahannya, http://www.tribunnews.com/internasional/2017/07/06/kisah-sedih-seorang-perempuan-yang-diperkosa-di-hari-pernikahannya. Editor: Hasanudin Aco
hari itu adalah hari pernikahan saya. Saya adalah seorang pendeta, jadi semua jemaat gereja kami datang, begitu pula semua saudara kami. Tunangan saya, Harry, dan saya sangat senang. Kami menikah di Katedral All Saints di Nairobi dan saya sudah menyewa sebuah gaun yang cantik.
Namun pada malam sebelum pernikahan, saya baru menyadari bahwa pakaian Harry, termasuk dasinya tertinggal di rumah saya. Ia tidak bisa menikah tanpa mengenakan dasi. Karena itu, seorang teman yang menginap malam itu menawarkan untuk mengantarkan pakaian ke rumah Harry di pagi hari. Kami bangun pagi-pagi buta dan saya mengantarnya ke stasiun bus.

Saat saya kembali ke rumah, saya berjalan melewati seorang pria yang sedang duduk di atas kap mobil. Tiba-tiba ia menarik saya dari belakang dan merebahkan saya di kursi belakang. Ternyata ada dua pria menunggu di dalam mobil, dan mereka langsung mengemudikan mobil. Semuanya terjadi dalam sepersekian detik.
Mulut saya disumpal dengan potongan kain yang saya kenakan. Saya menendang, memukul dan mencoba menjerit. Ketika saya berhasil membuka mulut saya yang dibungkam, saya berteriak: "Ini hari pernikahan saya!" Saat itulah saya mendapat pukulan pertama. Salah seorang pria itu menyuruh saya untuk "bekerja sama atau saya akan mati".
Laki-laki itu bergantian untuk memperkosa saya. Saya yakin saya akan mati, tapi saya masih berjuang agar tetap hidup. Ketika salah seorang pria melepas kain yang menyumpal mulut saya, saya langsung menggigit alat vitalnya. Ia menjerit kesakitan, lalu salah satu dari mereka menusuk perut saya. Kemudian mereka membuka pintu dan menendang saya keluar dari mobil yang tengah melaju.
Saya berada di tempat yang ratusan kilometer jaraknya dari rumah, di luar kota Nairobi. Lebih dari enam jam berlalu sudah sejak saya diculik.
Seorang anak melihat saya dibuang di jalanan dan memanggil neneknya. Orang-orang datang berlarian. Ketika polisi datang, mereka mencoba memeriksa nadi saya, namun tak ada seorang pun yang bisa mendengar detak jantung saya. Mereka pikir saya sudah mati, lalu membungkus badan saya dengan selimut dan mulai membawa saya ke kamar mayat.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Sedih Seorang Perempuan yang Diperkosa di Hari Pernikahannya, http://www.tribunnews.com/internasional/2017/07/06/kisah-sedih-seorang-perempuan-yang-diperkosa-di-hari-pernikahannya.
Editor: Hasanudin Aco
Cerita perkenalan siswa baru di sekolah ini dijamin bikin ketawa
Ibu Guru : "Kamu anak baru?"
Murid Baru : "Nggih.. eh, iya Bu.."
Guru : "Pindahan dari mana nak?"
Murid : "Bantul, Yogyakarta Buu.."
Guru : "Namamu siapa?"
Murid : "Demitri Saklitunov"
Guru : Hmmm keren (takjub) "Kamu lahir di Rusia ya?"
Murid : "mBoten (tidak), saya kelahiran Sewon... mBantul, Yogyakarta bu.."
Guru : "Bapakmu seorang Dubes?"
Murid : "Bukan Bu, tukang ojek.."
Guru : "Ibumu kerjanya apa?"
Murid : "Jual jamu gendong.."
Guru : "Siapa nama bapakmu?"
Murid : "Triyono.."
Guru : "Ibumu?"
Murid : "Sademi.."
Guru : "Namamu kok kaya orang Eropa??"
Murid Baru : "Nggih.. eh, iya Bu.."
Guru : "Pindahan dari mana nak?"
Murid : "Bantul, Yogyakarta Buu.."
Guru : "Namamu siapa?"
Murid : "Demitri Saklitunov"
Guru : Hmmm keren (takjub) "Kamu lahir di Rusia ya?"
Murid : "mBoten (tidak), saya kelahiran Sewon... mBantul, Yogyakarta bu.."
Guru : "Bapakmu seorang Dubes?"
Murid : "Bukan Bu, tukang ojek.."
Guru : "Ibumu kerjanya apa?"
Murid : "Jual jamu gendong.."
Guru : "Siapa nama bapakmu?"
Murid : "Triyono.."
Guru : "Ibumu?"
Murid : "Sademi.."
Guru : "Namamu kok kaya orang Eropa??"
cerita lucu anak sekolah
2- cerita lucu anak sd bodoh bikin ngakak
bowet adalah seorang anak sd yang lumayan pintar dan lucu , belakangan ini dia menjuarai kejuaraan lomba matematika sehingga banyak stasiun tv mengundangnya,,, bowetpun pulang dan menceritakan kepada temanya
- teman bowet - kamu hebat ya semenjak kamu menjuarai beberapa lomba matematika , sekarang banyak stasiun tv yang mengundang kamu di acaranya
- bowet - biasa aja karena lagi beruntung aja aku ..
- teman bowet - berapa banyak stasiun tv yang mengundang kamu
- bowet - banyak juga terakhir aku di undang di net tv rcti dan stasiun tv lainya yang belum mengundang saya hanya stasiun kereta
- Teman bowet - @$@$@$@$@
2- cerita lucu guru gokil yang suka becanda dengan muridnya
Nisa adalah seorang guru di sebuah sekolah ,,dia seorang guru yang suka becandain muridnya agar muridnya tidak bosen saat menimba ilmu di sekolah,, berikut salag satu contohnya
- Nisa - anak anak jika 2+1= berapa jumlah yang di hasilkan
- Murid-3 bu ( serempak menjawab)
- Nisa - salah anak anak jumlahnya tu 13
- Murid - kok bisa bu
- Nisa - iya, soalnya ibu tadi lupa taruh angka 1 di depan angka 2
- Murid -- @$@$@$@
3- cerita lucu anak sd yang kocak abis
Hacim adalah salah satu murid yang bodoh di kelasnya tapi dia selalu bikin temanya ketawa karena tingkahnya,, saat di tanya guru nya pun jadi begini
- Guru-anak anak jika kalian ibu beri 2 ekor bebek terus di tambah 1 bebek pemberian teman kalian berapa jumlah bebek yang kalian miliki
- Murid - 3 bu ( jawab serempak selain hacim)
- Guru - pintar kalian - hacim kenapa diam aja kamu gak bisa jawab
- Hacim - bisa bu
- Guru - terus kenapa diam
- Hacim - saya gak suka sama bebek bu walaupun di kasih pasti saya jual lagi bu
- Guru -@$@$@@@@
Baca juga Cerita lucu mukidi
4- cerita lucu anak sma bikin ngakak terbaru
Waktu masih sma bowet adalah seorang siswa biasa ,,tak ada yang istimewa darinya ,, di sekolah pun dia bukan siswa pandai malah suka bikin jengkel guru nya karena jawabanya yang agak nyleneh ,,ini salah satu jawaban bowet waktu di kasih pertanyaan oleh gurunya
- Guru - coba kamu jawab pertanyaan ibu
- Bowet - iya bu
- Guru - siapa penemu telepon
- Bowet - bapak saya bu
- Guru - masih sabar,,, sekali lagi siapa penemu tv
- Bowet - bapak saya bu
- Guru - mulai kesal ,,siapa penemu radio
- Bowet - bapak saya bu --
Gurupun marah dengan jawaban bowet
- Guru - dari tadi saya tanya gak ada jawaban kamu yang benar,,, di tanya penemu telepon, radio dan tv jawaban kamu selalu jawab bapak saya,, emang bapak kamu seorang ilmuwan,,
- Bowet - bukan bu bapak saya seorang pemulung
- Guru -@$@$@$@$@
cerita lucu
Batal Nikah
Pada suatu sore, bertemulah 3 orang pemuda (Cuplis, Gatot, Gundul) yang sedang bertukar cerita mengenai batalnya pernikahan mereka.
Cuplis : Mot, kamu kenapa batal nikah, bukannya seharusnya bulan lalu kamu nikahnya
Gatot : Iya Plis, aku batal nikah karena kami Beda Agama.
Nah kalau kamu sendiri kenapa Plis, setahuku bukannya kamu itu juga semestinya nikah pada 2 minggu lalu.
Cuplis : Iya, kami batal nikah karena kami Beda Suku.
Cuplis & Gatot : Eh Gundul, kamu diem aja, kalau kamu juga batal nikah kenapa ? bukannya seharusnya malah minggu lalu nikahnya
Gundul : Iya nih Plis / Mot, kami batal nikah karena kami Beda Kelamin.
Cuplis & Gatot : ???
Wkwkwkwk
Langganan:
Komentar (Atom)